pengertian kamera CCTV
atau kepanjangannya Closed Circuit Television adalah sebuah kamera
video digital yang difungsikan untuk memantau dan mengirimkan sinyal
video pada suatu ruang yang kemudian sinyal itu akan diteruskan ke
sebuah layar monitor.
Fungsi kamera CCTV adalah untuk memantau
keadaan dalam suatu tempat, yang biasanya berkaitan dengan keamanan atau
tindak kejahatan, jadi apabila terjadi hal-hal kriminal akan dapat
terekam kamera yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bukti.
Biasanya kamera CCTV dipasang pada tempat-tempat umum seperti bank,
bandara, hotel, tempat atm, dll. Pada saat-saat tertentu kamera CCTV
akan sangat berguna sebagai barang bukti, seperti ketika terjadi bencana
besar atau peristiwa-peristiwa penting yang tidak sempat dipantau oleh
manusia.
Security Camera (CCTV)
CCTV Security System
CCTV Camera Surveillance System
Video surveillance System atau di sebut Closed Circuit Television System
berfungsi mengontrol semua kegiatan secara visual (audio visual) pada
area tertentu yang dipasang suatu alat berupa kamera. Yang fungsinya
secara lansung dapat mengawasi, dan mengamati serta merekam kejadian di
suatu tempat, ruangan atau area tertentu,
Alat ini terdiri dari : kamera, digital video recorder, dan monitor yang terintegrasi dalam suatu system jaringan secara online.
Tujuan dari setiap orang menggunakan CCTV adalah untuk memantau daerah
yang luas dan mungkin jauh dari suatu lokasi yang sulit di control dan
dijangkau pada saat waktu yang bersamaan .
Bagian dari Surveillance system
a. Kamera.( CCTV )
Kamera berfungsi menangkap atau mengambil gambar dan mengubah menjadi
sinyal listrik. yang terpasang di area-area/tempat-tempat yang akan
diamati,
Dalam fungsinya kamera dapat di katagorikan sesuai kebutuhan dan keinginan seperti :
Standar, dome, pin hole. Secara teknologi jenis kamera didalam
penggunaannya ada yang secara wireless, outdoor atau indoor,dan juga
secara fungsinya ada yang bisa digerakkan (pan, tilt, zoom / PTZ).
Dari kwalitasnya kamera dapat di tentukan oleh beberapa hal seperti:
· Image sensor yaitu: bagian yang berfungsi menangkap gambar, Semakin
tinggi resolusi dan kepekaannya (iluminasi) maka semakin baik
kwalitasnya. Image sensor yang sering digunakan berukuran 0.25”, 1.3”,
0.5” dan 1”.
· Kemampuan mengolah sinyal yang ada pada controllernya seperti kemampuan automatic gain control, white balance dll.
Lensa
Lensa berfungsi mengarahkan bayangan ke image sensor, jangkauan dan luasan daerah yang ingin diambil gambarnya disebut focus.
Monitor
Monitor berfungsi menampilkan gambar yang ditangkap oleh camera, Dengan
system kerja yang mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang dapat
dilihat.
Monitor untuk menampilkan kejadian secara live maupun playback, Dimana tampilan di monitor diatur oleh controller.
Teknologi CCTV dengan menggunakan Digital Video Recorder adalah
teknologi yang sudah bisa diakses/dilihat dari berbagai tempat yang
sudah memiliki jaringan computer yang baik dan secara online memiliki
kemampuan yang tinggi dalam mengaksesnya serta sudah diset up sehingga
memudahkan user untuk mampu meremote data gambar yang dikirim
Multiplexer
Fungsi dari multiplexer adalah mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke sebuah monitor dan VCR
b. Digital Video Recorder (DVR)
DVR Memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR, Dengan teknologi
digital Komputer saat ini seluruh data dirubah dan diolah dalam bentuk
digital, Teknologi DVR saat ini telah berbasis Personal Computer (PC)
dengan spesifikasi dengan yang ada dipasaran saat ini.
MPEG-4 DVR SYSTEM CONFIGURATION DIAGRAM
Digital Video Recorder terdiri dari 2 jenis
1. Stand alone,
2. DVR Card
Stand Alone
Stand alone berfungsi sebagai alat perekam dan alat untuk membagi
tampilan di layer monitor atau mengatur tampilan, Untuk keunggulannya,
jika dibandingkan dengan DVR Card maka penggunaaanya lebih praktis
karena tidak memerlukan tambahan PC, Instalasi Software, system ini
memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak di rancang untuk dipakai sebagai
WEB Based system, Futurenya masih terbatas jika dibandingkan dengan DVR
Card, Dan untuk kapasitasnya sangat terbatas karena kendala dari system
ini adalah pada slot harddisk sebagai penyimpanan data,
DVR Card
Sebagai penghubung antara PC dan CCTV dengan dilengkapi dengan Software
yang mana software nya memiliki fungsi sebagai alat perekam, alat
pengatur tampilan, dan alat penggerak camera PTZ, dan dapat juga
difungsikan sebagai remote viewing system melalui jaringan LAN, WAN,
Internet, Dll. Mengacu dari software system ini dapat dikembangkan untuk
di pakai pada WEB Based
c. Media Pendukung DVR
i. Controller : alat untuk memilih kamera mana yang akan dilihat di
monitor, atau bisa juga mengatur semua kamera ditampilkan di monitor,
mengatur kondisi/kualitas gambar kamera tertentu seperti brightness,
lama perekaman, frame per second, model perekaman.
ii. Recorder : alat untuk merekam, menyimpan data, play back, menghapus
data lama, membackup data lama ke CD,DVD, atau harddisk lain.
Alat Card DVR:merubah data camera analog untuk dapat disimpan ke dalam
media digital seperti computer dan dapat dilihat hasilnya atau dipantau
melalui perangkat computer
d. CCTV with IP Based Kamera
i. IP Based Camera adalah kamera yang sudah memiliki IP Address sehingga
dapat berfungsi sebagai layaknya computer yang berada di jaringan LAN
Kamera jenis ini dapat berdiri sendiri tanpa Caed atau bantuan alat lain
untuk terintegrasi dalam media digital computer (HDD), Kamera jenis ini
memiliki jenis penyimpanan yang lebih kecil (MPEG4). Serta dapat
diakses dimanapun asalkan jaringan LAN atau computer server induknya
sudah terkoneksi dengan Internet dan memiliki IP Public sehingga dapat
dilihat semua jenis Browser Internet yang ada.
ii. Ketersediaan jaringan akses LAN, Penggunaan kabel UTP/Jaringan,
Ketersediaan HUB serta repeater tiap 100-150M Merupakan persyaratan yang
harus disiapkan di luar kestabilan transfer data jaringan.
C. CCTV with IP Camera Support 3G
CCTV with IP, adalah IP Camera yang memiliki teknologi terakhir di atas
dari teknologi IP camera yang ada saat ini, Beberapa IP camera yang ada
saat ini masih menggunakan DVR card sebagai penghubung antara PC dengan
CCTV, Vivotek merupakan gambaran IP Camera yang nantinya akan berkembang
ke depannya, Dalam pemasarannya Vivotek tidak lagi memasarkan DVR Card
sebagai penghubung ke monitor, bahkan software untuk monitornya
terbilang gratis jika menggunakan 16 Channel saja. CCTV ini sangat mudah
di pasang karena tidak perlu membentuk jaringan baru, tapi cukup
menggunakan jaringan yang sudah ada, CCTV ini cukup menggunakan cable
UTP biasa yang dihubungkan dari camera ke Switch terdekat dalam jaringan
TCP/IP,
Dalam fungsinya camera ini terdiri dari dua jenis yaitu wireless dan IP,
Sesuai dengan kelasnya camera ini berbeda dgn yang lain di samping
simple camera ini kecil dan ringan sehingga tidak memerlukan ruang yang
besar, futuristic serta tidak mudah berkarat atau panas, Jika di
bandingkan dengan IP camera yang lain, dalam pemasangannya tidak sulit
cukup camera dan cable UTP yang dihubungkan ke switch terdekat, untuk
softwarenya dapat di download ke vivotek selanjutnya dapat di
operasikan,
Camera ini dapat di akses oleh 20 user secara bersamaan ,Kemudahan dan
keuntungan dari camera ini jika computer yang digunakan sebagai
monitoring mengalami kerusakan, cukup seorang user menggantikan dengan
notebook pada jaringan yang sama, Berbeda dengan IP Camera yang lain
yang masih menggunakan DVR Card serta software monitoring, Yang jika
terjadi kerusakan harus memindahkan DVR Card dan menginstall kembali
software monitoring pada computer.atau bahkan harus menunggu tenaga
ahli,
Dalam proses pengiriman data gambar pada suatu jaringan sampai ke
monitor, camera ini hanya membutuhkan bandwith yang sangat kecil
sehingga tidak menyebabkan jaringan terasa lambat, Sekalipun secara
bersamaan ada 5-6 camera di tampilkan pada sebuah monitor, ini di
karenakan Proses pengiriman gambar ke monitor di lakukan satu per satu
pada suatu jaringan cable sehingga tidak membutuhkan bandwit yang besar,
MPEG-4 IP CCTV SYSTEM CONFIGURATION DIAGRAM
Keuntungan Penggunaan CCTV
1. Keamanan
CCTV merupakan alat pengawas terus menerus dan tidak mengenal lelah,
CCTV juga berfungsi preventif karena secara psikologis orang menjadi
takut dan enggan untuk berbuat yang jahat karena setiap orang mengetahui
benar ada kamera pengawas yang selalu dapat mengawasi gerak-gerik
setiap orang yang di rasa mencurigakan, Disisi lain gerak-gerik orang
yang mencurigakan dapat diawasi petugas security dari ruang monitor
untuk bisa secara cepat memutuskan mengambil tindakan, keterbatasan
jumlah personil petugas keamanan yang terbatas pun bisa sangat terbantu
dengan adanya CCTV.
2. Alat Bukti yang jujur dan Kuat.
Jika terjadi tindak kejahatan dan hal tersebut terekam oleh kamera, maka
kita dapat dengan mudah mencari rekaman pada jam, tanggal dan hari
tertentu untuk digunakan sebagai alat bukti untuk mencari pelaku
kejahatan.
3. Alat Peningkatan Kinerja Karyawan.
Dengan adanya penempatan kamera CCTV pada ruang atau gudang tempat kerja
maka secara psikologis karyawan akan selalu merasa diawasi oleh
atasannya yang tidak selalu berada di tempat. Disamping itu seorang
atasan bisa merekam efektivitas kerja karyawan saat karyawan tidak
berada di ruangan, Baik saat jam kerja atau pada sore hari sehingga hari
berikutnya bisa di playback sambil CCTV tetap terus merekam.
4. Alat Marketing Dalam Hal Keamanan, Modern dan Profesional.
CCTV sudah merupakan salah satu standar keamanan dengan teknologi modern
yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan public yang mengutamakan
kepuasan pelanggan / pembeli karena dengan adanya CCTV akan menambah
rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh pengelola gedung. Adanya CCTV
juga bisa menjadi salah satu indikasi bagi calon pelanggan / pembeli
bahwa pengelola gedung juga mengelola keamanan gedungnya dengan cara
professional. Contoh nyata jika CCTV system dipasang pada area
perparkiran mobil dan hal tersebut diketahui para pengunjung, pembeli
atau pelanggan maka para calon pembeli pasti akan lebih merasa aman
memarkir kendaraan meraka dan meninggalkan mobilnya di area perparkiran.
5. Alat Pengawas Jarak Jauh & Networking.
Tidak hanya dalam masalah keamanan saja, dalam hal-hal lain pun CCTV
bisa mengatasi keterbatasan jarak, misalnya CCTV dipasang dikantor
cabang maka dengan melalui jaringan yang ada kejadian tersebut bisa juga
dilihat di kantor pusat. Atau pengawasan pada proses transaksi di
tempat yang kita inginkan asalkan ada jaringan serta sudah diinstall
software systemnya maka akan dapat terlihat proses transaksi tersebut.
III. Penerapan CCTV dalam diagram
Dalam penerapan untuk menentukan letak sebuah kamera dalam suatu ruang
yang sudah tentukan merupakan hal yang penting yang sangat dan perlu di
perhatikan, Karena sangat menentukan dalam hal pemantauan, pengoperasian
serta jangkauan, yang semuanya ini di perlukan dalam proses
dokumentasi, Dalam proses ini letak dari camera sangat menentukan bagi
seorang operator dalam melakukan pemantauan,
Peletakan Camera dalam sebuah ruangan sangat menentukan dalam melakukan
kinerja dalam sebuah perusahaan, Ditunjang dengan perkembanagn teknologi
sekarang ini, Secara tidak langsung menuntut kita untuk dapat melakukan
pengembangan dalam sebuah system yang mengarah pada online dari sebuah
system yang sedang berjalan,
Sekaranmg ini camera dalam fungsinya sangat berhubungan erat dengan apa
yang kita sebut security dan online Monitoring system yang dapat
terhubung dengan jaringan perusahaan kita dan terhubung dengan system
perusahaan lain atau dengan user sebagai sarana untuk membantu dalam
meningkatkan kerjasama dan meningkatkan kewaspadaan dalam suatu area
atau wilayah tertentu yang kita iginkan, serta untuk memantau suatu
tempat, lokasi,Gudang,kantor dan lain-lain yang semuanya bertujuan untuk
dapat melihat sejauh mana user atau barang atau apa saja yang dapat di
lihat sesuai yang kita iginkan,
Untuk dapat mewujudkan suatu system online seperti ini, kita perlu
infrastruktur dan menyediakan beberapa alat pendukung seperti server
jaringan cable serta camera CCTV dan software pendukung lainnya, Adapun
pendukung lain yaitu tersedianya jaringan telfon atau yang akan di
gunakan sebagai sarana untuk mengonlinekan CCTV ini.
Kami mengajukan rancangan dari analysa kami terhadap apa yang sudah kami
survey dan kami pelajari, sebagai perusahaan yang bergerak dalam System
Integrator dan security system, Kami memberikan solusi pada GMF
AeroAsia suatu algoritma yang nantinya dapat di gunakan untuk
perkembangan selanjutnya,
Dengan perkembangan teknologi yang ada, System yang kami tawarkan ini,
merupakan system yang flexible yang dapat memberikan solusi lain jika
nantinya ada penambahan atau di buat untuk berbasis WEB, dan WAP, atau
terhubung dalam attendance system atau Monitoring Wein Bridge
Ini di sebabkan karena ada faktor2 tertentu yang kami lihat untuk
nantinya system ini dapat di kembangan menjadi sebuah jaringan security
yang online yang nantinya dapat di kembangan tanpa merubah atau
mengganti system atau hardware yang sudah ada,
APROVE DESIGN CONFIGURATION IP-CCTV
Keterangan:
Jenis dan Fungsi kegunaannya camera
Dalam struktur Kamera CCTV terdapat beberapa jenis dan type kamera serta
kegunaannya, Dalam menentukan penggunaan kamera pada suatu perusahaan
seseorang tidak cukup melihat dan menentukan jenis kamera apa saja dan
fungsi kerjanya tapi perlu di perhatikan beberapa factor solusi lainnya
yang nantinya akan timbul selanjutnya sebagai solusi yang belum
teranalysa sebelumnya, yang nantinya akan timbul sebagai suatu kebutuhan
yang di perlukan, Penerapan dan peletakan dari suatu kamera biasanya
mengacu dari kebutuhan suatu tempat dan tingkat resiko dari tempat yang
mendapat perhatian khusus,
Biasanya penggunaan dari suatu kamera di sesuaikan dengan permintaan
serta survey analysa akhir dari suatu tempat, Yang secara sementara
dapat di terima sebagai acuan analysa dari suatu pemasangan kamera cctv
yang nantinya dapat di setujui bersama, Namun dari pada itu seorang
analysa bukan hanya sekedar mengajukan letak dan pemasangan kamera yang
ada tapi dalam hal ini harus mampu memberikan solusi lain yang dapat
memberi masukan lain untuk kebutuhan selanjutnya yang berhubungan dengan
Monitoring system security,
Jenis serta funsi penggunaan dari suatu kamera secara umum dapat di tentukan sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan,
Beberapa jenis kamera dapat digolongkan sebagai berikut:
· Standard Zoom / Zoom UTP Camera
· Standard Color Camera
· Pan Tilt Zoom (PTZ) Camera
· Doom / Zoom Dome / PT dome Camera
· Zoom Day & Night Color Camera
Yang masing-masing memiliki jenis dan type yang berbeda yang disesuaikan
dengan kebutuhan keadaan atau tempat, situasi dan kondisi,
FaktaAnalysa
Seorang analys dalam merancang suatu susunan jaringan kamera cctv harus
dapat melihat dari fungsi dan kebutuhan yang di sesuaikan atau diminta
oleh user,
Jika seorang analys tidak dapat merancang susunan kamera cctv sesuai
kegunaan dan fungsinya dengan baik maka akan berdampak pada system cctv
itu tidak maksimal dalam operasinya atau di satu sisi system akan
berjalan tapi mengeluarkan dana yang cukup besar yang kurang sesuai
dengan kebutuhan yang diminta.
Dan biasanya system seperti ini, sedikit sulit untuk dapat di kembangkan
dan di buat suatu rangkaian security system yang terintegrasi, dan jika
di kembangkan akan banyak mengeluarkan biaya sebagai tambahan dari
suatu alat untuk pendukung CCTV itu berjalan secara maksimal. System
yang baik dibuat berdasarkan analysa dan algoritma agar system itu
nantinya dapat di kembangkan lagi mengikuti keadaan yang saat itu
diperlukan,
IV. Metode Penghitungan Biaya Yang Dibutuhkan
1. Unit barang / security system units.
2. Biaya material instalasi, instalasi dan pemasangan.
Karena CCTV, Alarm dan Access Control merupakan sebuah sytem maka
penentuan kedua biaya tersebut harus melalui survey yang benar , karena
dari survey bisa diketahui kebutuhan security system yang ada
berdasarkan masukan dari calon pengguna dan pertimbangan dari kami
berdasarkan kebutuhan keamanan dan estetika. Survey juga kami gunakan
untuk menentukan jalur kabel dan berbagai hal berkaitan dengan
instalasi, misalnya pembobokan tembok, jenis pipa dan sebagainya.
Dengan berdasarkan survey kami bisa menentukan titik-titik mana yang
memerlukan security system serta jenis unit dan type yang diperlukan,
misalnya untuk menyamarkan dengan butuh sentuhan keindahan berarti perlu
menggunakan kamera jenis atau type dome yang bentuknya seperti lampu,
untuk psikologisnya sebagai tindakan preventif yang diambil perlu adanya
kamera standar yang jelas kelihatan bentuk wujud dari kameranya dan
sebagainya. Setelah semua survey titik dan jalur kabel disepakati oleh
kedua belah pihak maka kita bisa menentukan berapa biaya yang
diperlukan.
V. Brand / Merek
Brand atau merek biasanya sangat menentukan pada ketahanan atau lamanya
sebuah produk di gunakan, Biasanya suatu produk dapat di katakana baik
jika produk itu sudah terpasang dan melakukan kinerjanya selama waktu
yang ditentukan tanpa menimbulkan masalah yang berarti, Pada dasarnya
semua produk yang ada memiliki systemnya sendiri, namun punya tujuan
analysa system yang sama dalam proses pemasangannya dan penggunaanya,
tergantung seorang analys dalam merancang sebuah pemasangan pada system
tersebut, Oleh sebab itu sangat ditentkan seorang analys dalam merancang
dan memberikan masukan sebagai solusi buat setiap user yang
menggunakan, Semua tujuannya untuk mendapatkan suatu performance yang
baik serta dapat menekan dari segi harga,
13.57
Lilik Sudarwati
Kami
akan mencoba menjelaskan perbedaan sistem camera pada instalasi CCTV.
Hal ini kami anggap cukup penting, sebab merupakan pengetahuan dasar
(basic knowledge) yang harus dimiliki. Tanpa mengetahui prinsip dasar,
kadangkala kita kesulitan dalam menjelaskan kepada client yang awam,
disamping itu akan kami berikan gambaran tentang apa keuntungan dan
kelemahan dari masing-masing sistem yang nantinya dapat menjadi pegangan
bagi para client dalam menentukan peralatan camera yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan. Adapun yang kami maksud di sini adalah sistem
camera di bawah ini:
- Analog Camera.
- IP Camera.
- Single Coaxial Camera.
- Video Balun.
- PTZ Camera.
- Speed Dome Camera.
- Wireless Camera.
- WiFi Camera.
Nah, apakah anda bisa membedakan sekaligus menjelaskan keuntungan
dan kelemahan dari masing-masing sistem? Jika belum, maka ikutilah
serial posting kami selanjutnya seputar masalah ini. Jadi, tetaplah
bersama kami, karena kami akan membuat serial pembahasan yang mudah
dimengerti oleh para client sehingga dapat memberikan gambaran dasar
tentang sistem camera CCTV itu.
Analog Camera dan IP Camera
Pada CCTV, istilah analog camera hanya dipakai saat kita membahas IP
Camera dengan tujuan agar bisa dibedakan satu sama lain. Analog camera
adalah camera CCTV biasa yang memakai kabel coaxial, sedangkan IP Camera
adalah analog camera yang memakai kabel UTP Cat 5. Kendati memakai
kabel yang sama, yaitu UTP Cat 5, tetapi mohon dicatat IP Camera bukan
termasuk bahasan dalam materi Video Balun. IP Cam adalah camera yang
menggunakan teknologi Internet Protokol (disebut juga dengan protokol
TCP/IP), sedangkan Video Balun adalah alat pengubah kabel Coaxial ke
kabel UTP. Keduanya memakai kabel yang jenisnya sama, yaitu UTP
Category 5 (Unshielded Twisted Pair).
Keuntungan sistem camera analog, diantaranya:
- Tidak memerlukan pengetahuan rumit dalam mempelajarinya.
- Variasi produk sangat banyak, mulai dari Camera, DVR dan peralatan pendukung lainnya.
- Harga lebih murah dibandingkan IP Camera yang kelasnya sama.
- Konfigurasi peralatan dan setting lebih mudah.
- Kualitas gambar sangat baik dan gerakan objek tampak real.
- Rambatan video lebih jauh, sehingga kabel bisa lebih panjang.
Adapun kekurangan camera analog adalah:
- Instalasi kabel sedikit lebih "berat" daripada IP Cam.
- Harga kabel coaxial dan connector BNC lebih mahal ketimbang kabel UTP dan RJ-45.
- Memerlukan kabel yang lebih banyak untuk power, data dan video.
- Lebih mudah dipengaruhi noise dan interferensi.
- Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem lebih banyak.
Keuntungan IP Cam dibanding Analog:
- Instalasi kabel lebih sedikit dan ringkas.
- Biaya kabel, connector dan material bantu lainnya bisa lebih murah.
- Tahan terhadap noise dan interferensi.
- Transmisi video lewat udara (wireless) jauh lebih baik dan aman dari penyadapan.
- Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem lebih sedikit.
- Teknologi IP terus berkembang pesat, sehingga featurenya bisa lebih baik untuk masa datang.
Sedangkan kekurangan IP Cam diantaranya adalah:
- Diperlukan pemahaman yang mantap terhadap dasar-dasar jaringan LAN dan Internet.
- Setting lebih rumit.
- Panjang kabel UTP dibatasi oleh angka yang "masyhur", yaitu hanya 100m saja.
- Harga cameranya lebih mahal, demikian pula dengan harga adaptor PoE (Power over Ethernet).
- DVR standalone yang langsung support IP Camera masih sedikit dan sangat mahal.
- Software NVR (Network Video Recorder) berharga mahal untuk 4 channel ke atas (tidak gratis).
- Bandwidth menjadi isu penting.
- Dibanding analog, gerakan objek umumnya mengalami perlambatan / efek moonwalk (kecuali pada produk yang high-end).
One Coaxial Camera (Single Coaxial Cable)
Teknik single coaxial cable tergolong teknologi lama. Melalui teknik
ini sinyal video dan power dapat mengalir bersama di dalam satu kabel
coaxial, tanpa mengakibatkan terjadinya "konsleting". Ini disebabkan
karena sinyal video dan power memiliki karakteristik berbeda. Video
memiliki bentuk sinyal komposit sedangkan power DC berbentuk linear
(lurus). Dengan demikian, maka untuk "mencampur" kedua sinyal ini
diperlukan adaptor khusus yang berfungsi pula sebagai power supply
seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini:
Keuntungan Single Coaxial Cable
- Instalasi mudah, karena per camera benar-benar hanya memerlukan satu kabel coaxial saja.
- Dilihat dari sudut estetika ruangan, satu kabel coaxial lebih "enak
dipandang" ketimbang beberapa kabel yang menjulur dari atas plafon.
- Tidak perlu memikirkan lagi sumber tegangan untuk camera.
- Total biaya kabel bisa lebih murah.
- Instalasi bisa lebih cepat.
Kelemahan Single Coaxial Cable:
- Harga camera dan power supply adaptor lebih mahal ketimbang camera biasa (analog).
- Adaptor/power supply harus khusus, sehingga vendor harus
menyediakannya saat terjadi trouble (tidak bisa diganti dengan adaptor
plug-in biasa).
- Kabel coaxial yang bertegangan 28VDC rentan terhadap konslet (harus extra hati-hati dalam instalasi).
- Untuk camera moving (bergerak), jika tidak built-in, diperlukan lagi alat tambahan yang harganya masih terbilang mahal.
- Popularitasnya belakangan ini tergusur oleh kehadiran video balun.
Untuk instalasi yang lebih profesional, alat yang disebut VDS bisa
menjadi solusi sekalipun harganya mahal. Sistem VDS bisa digambarkan
sebagai berikut:
Unit yang dekat dengan camera disebut Sender (pengirim) sedangkan yang
ujung sebelah kanan disebut Viewer. Power supply ditempatkan pada unit
Viewer dan dialirkan melalui kabel coaxial menuju camera. Tergantung
dari panjang kabel, maka power supply ini bisa diatur agar tegangan di
ujung camera tidak mengalami drop. Pilihannya adalah 18V - 21V - 24V -
27V dan diatur sampai lampu power pada Sender menyala merah.
Keuntungan sistem VDS yang kami bisa catat adalah:
- Menghemat biaya kabel.
- Mempermudah dan mempercepat instalasi.
- Mengurangi gangguan noise dan interferensi.
Adapun kekurangannya adalah:
- Peralatannya berharga mahal.
- Masalah dalam menempatkan unit Sender (untuk camera outdoor), karena Sender hanya untuk aplikasi indoor.
- Memerlukan lebih banyak BNC connector (yang pada gilirannya malah menambah cost!).
- Popularitasnya mulai kalah oleh Video Balun yang dinilai lebih ekonomis.
- Jarak maksimum "hanya" mencapai 500m (untuk kabel 5C-2V). Bandingkan
dengan spec. Video Balun yang bisa mencapai jarak hingga 2000m!
PTZ Camera (Pan, Tilt, Zoom)
Pan tilt zoom camera (biasa disingkat PTZ) adalah camera yang bisa
bergerak ke kanan kiri (pan), naik turun (tilt) dan melakukan fungsi
zoom. PTZ camera terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: konvensional dan
telemetry receiver. Perbedaannya terletak pada kabel yang digunakan.
Sistem konvensional memerlukan sedikitnya 10 penghantar (kabel isi 10),
sedangkan telemetry receiver hanya membutuhkan kabel isi 2 saja. Lebih
jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut ini:
Pada sistem konvensional, untuk mengontrol camera diperlukan PTZ
Controller. Controller ini memiliki dua jenis tegangan output, yaitu
DC12V untuk lensa dan AC24V atau 220V untuk motor. Pada bagian tengahnya
terdapat knop potensiometer yang bertuliskan Lens Speed. Fungsinya
untuk mengatur kecepatan Zoom, Focus dan Iris (kecuali untuk jenis Auto
Iris). Pada speed max. gerakan zooming akan cepat, karena tegangan yang
keluar adalah 12VDC. Pada kondisi speed min. gerakan zoom akan lambat
dan halus, karena tegangan output dari controller berkurang. Adapun
kecepatan gerakan motor sudah tidak dapat diatur lagi (factory
standard).
Saat ini PTZ konvensional masih cukup banyak dipakai (tepatnya:
dipertahankan!) di berbagai tempat, seperti di kawasan industri, bank,
public area dan kantor pemerintahan. Sekalipun masih berfungsi, namun
peralatannya kebanyakan sudah tergolong "kuno".
Keuntungan dari sistem PTZ konvensional adalah:
- Pan tilt head (motor) memakai tegangan biasa, sehingga mudah dipahami.
- Harga peralatannya relatif murah.
- Analisa masalah di lapangan mudah dilakukan.
- Operator tidak memerlukan pengetahuan khusus dalam mengoperasikannya.
Sedangkan kekurangan dari sistem PTZ konvensional ini, diantaranya adalah:
- Memerlukan banyak penghantar -minimal kabel isi 10-, sehingga instalasinya lumayan berat.
- Tegangan 12VDC untuk lensa tidak bisa mencapai jarak jauh, umumnya di bawah 200m saja.
- Harga multicore cable (kabel isi banyak) untuk jarak jauh terbilang mahal.
- Bentuk motor dan housing-nya besar, sehingga tidak kompak dan terkesan ketinggalan jaman.
- Popularitasnya mulai tergeser oleh sistem Receiver dan Speed Dome Camera.
Berbeda dengan sistem konvensional, kesulitan dalam instalasi kabel
bisa teratasi dengan memakai sistem Receiver. Perbedaan dengan sistem
konvensional diperlihatkan pada gambar di bawah ini:
Dengan adanya Receiver, maka kabel menuju camera cukup memakai isi 2
saja. Konsekuensinya, untuk mengontrol camera kita memerlukan satu unit
Keyboard. Receiver diletakkan sedekat mungkin dengan motor dan camera,
misalnya pada satu tiang yang sama. Oleh karena receiver, motor dan
camera jaraknya dekat, maka kabel isi 10 yang dipakaipun tidak perlu
panjang, cukup 1 meter saja bahkan adakalanya kurang. Hal ini -sekali
lagi- disebabkan karena receiver hanya perlu kabel isi 2 dari Keyboard.
Sekarang yang ada di kabel ini bukan tegangan analog lagi, melainkan
data yang populer dengan sebutan RS-485. Untuk dapat saling "berbicara",
maka baik keyboard maupun receiver perlu memakai bahasa yang sama.
Bahasa ini disebut dengan istilah protokol. Salah satu protokol populer
saat ini adalah Pelco-D. Untuk itu, maka setting protokol pada keyboard
dan receiver harus sesuai (match). Penyetelan pada receiver dilakukan
melalui DIP Switch, sedangkan pada keyboard selain DIP Switch ada juga
yang melalui menu.
Ketentuan umum lainnya adalah: satu camera satu receiver. Jadi, apabila
ada 5 titik camera, maka kita memerlukan 5 unit receiver. Untuk
membedakannya, maka setiap receiver harus memiliki address sendiri.
Pengaturan yang paling bagus adalah Camera no. 1 memiliki receiver
dengan address 001, camera 2 address receiver 002, Camera 3 address
receiver 003 dan seterusnya hingga mencapai jumlah maksimum tertentu
(bisa 32, 64, 128 atau 255 address tergantung spesifikasi dari factory).
Sangat disarankan agar Receiver dan Keyboard berasal dari merk yang
sama agar diperoleh kompatibilitas penuh. Tetapi jika hanya untuk
aplikasi pan, tilt dan zoom saja, perbedaan merk bisa diabaikan asalkan
keduanya bisa bekerja pada protokol yang sama. Namun fungsi lain di luar
itu tidak akan bekerja, misalnya fungsi Auto Pan dan Camera Menu.
Keuntungan sistem Receiver:
- Instalasi kabel lebih ringan.
- Jarak Keyboard dan Receiver bisa mencapai hingga 1200m.
- Biaya kabel bisa ditekan secara signifikan.
- Memiliki kehandalan yang tinggi.
- Tersedia Receiver untuk aplikasi indoor maupun outdoor.
Kekurangannya antara lain:
- Harga Receiver dan Keyboard masih terbilang mahal.
- Tidak bisa melakukan fungsi preset, pattern, tour dan lainnya. (Nantikan penjelasannya pada pembahasan Speed Dome Camera)
- Fungsi tombol-tombol pada keyboard sering membingungkan Operator.
- Joystick keyboard adakalanya patah dan sulit diperbaiki.
- Pada keadaan tertentu keyboard suka macet.
Speed Dome Camera
Speed Dome Camera merupakan camera serba lengkap, karena memiliki lensa
zoom hingga puluhan kali dan memiliki mekanisme pan tilt berupa motor
servo yang gerakannya halus. Receiver telemetry-nya sudah ditempatkan di
dalam (built-in), sehingga untuk fungsi PTZ kita hanya memerlukan kabel
isi 2 saja. Bisa dikatakan saat ini camera jenis inilah yang paling
disukai oleh user (kecuali harganya), karena desainnya kompak dan
kualitas gambar sangat baik. Diagram untuk satu unit camera Speed Dome
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar di atas memperlihatkan penarikan kabel untuk camera jenis ini.
Kabel data ditarik dari Keyboard menuju camera pada jarak yang relatif
jauh, yaitu hingga 1200m. Seperti bahasan terdahulu, bahwa komunikasi
melalui RS-485 memerlukan apa yang disebut dengan Protokol, yaitu
"bahasa" antara Keyboard dengan Receiver pada Speed Dome. Protokol yang
populer diantaranya adalah Pelco D dan Pelco P. Sebagaimana bahasa
manusia di dunia, maka ada juga nama protokol yang lainnya, seperti:
Dynacolor, Kalatel, Lilin, Samsung, Dongyang, Panasonic, Philips,
Sensormatic, DRX dan banyak lagi. Telah disinggung pula, bahwa untuk
memperoleh kompatibilitas penuh, maka sangat disarankan agar Keyboard
dan Speed Dome berasal dari satu brand (factory). Jika berbeda, maka ada
beberapa fungsi yang tidak support, sebut saja fungsi Auto Pan, Preset
dan Camera Menu. Padahal ketiganya merupakan feature standar yang
dimiliki oleh kebanyakan Speed Dome. Namun, apabila berbeda merk, fungsi
tersebut umumnya gagal dioperasikan melalui Keyboard.
Dalam bekerja dengan Speed Dome, pemahaman istilah menjadi penting. Beberapa istilah itu antara lain:
RS485
Nama komunikasi data yang mengalir dari keyboard ke bagian receiver di
dalam camera. Analogi dalam kehidupan sehari-hari: merk kendaraan yang
dipakai.
Protokol
Bahasa standar yang digunakan oleh keyboard dan camera untuk saling
"bicara". Analogi: penumpang kendaraan. Jadi, RS485 bisa diibaratkan
sebagai kendaraan, sedangkan Protokol adalah penumpangnya. Protokol yang
banyak digunakan adalah Pelco D.
Dome Address atau Camera ID
Alamat agar camera bisa dikontrol melalui keyboard tanpa "bentrok" satu
sama lain. Misalnya: address 001 untuk Dome 1, address 002 untuk Dome 2
dan seterusnya sampai 255. Jadi, untuk mengontrol Dome 2, maka operator
harus menekan 002 atau 2 terlebih dahulu pada Keyboard.
Pan
Gerakan ke kiri atau kanan (horizontal) dengan cara menggerakkan joystick keyboard.
Tilt
Gerakan naik turun (vertical) sebesar 90 derajat.
Auto Pan
Gerakan camera ke kanan dan kiri secara terus menerus. Khusus untuk Speed Dome, gerakan ini bisa pula disebut Swing.
Endless
Dome yang bisa berputar terus tanpa batas.
Preset
Titik-titik objek yang sudah diprogram sesuai keinginan user dan akan
di-"memori" oleh camera. Misalnya Preset 1 mengarah ke Pintu Gerbang
(Main Entrance), Preset 2 ke Areal Parkir, Preset 3 ke pintu masuk areal
pabrik dan seterusnya. Jadi, operator cukup menekan tombol Call 1 pada
Keyboard dan secara otomatis camera akan mengarah ke gerbang. Menekan
Call 3, maka camera akan mengarah ke pintu masuk areal pabrik dan
seterusnya. Preset berfungsi untuk menyingkat waktu dibandingkan dengan
menggerakkan joystick. Oleh sebab itulah, maka muncul istilah High Speed
Dome, yaitu dome dengan motor berkecepatan tinggi.
Menetapkan titik Preset disebut Set Preset, sedangkan memanggil titik
preset disebut Call Preset. Dalam spesifikasi biasanya disebutkan berapa
jumlah titik Preset yang bisa disimpan, umumnya 64 atau 128. Oleh
karena disimpan di dalam memori camera, maka titik Preset pada setiap
camera bisa dibuat sesuka hati.
Swing
Swing adalah gerakan pan di antara 2 (dua) titik Preset. Misalkan kita
sudah menetapkan Preset 1 di Pintu Gerbang, sedangkan Preset 2 kita
tetapkan ke Areal Parkir. Apabila pada menu Swing kita pilih 1st
Position=Preset 1 dan 2nd Position=Preset 2, maka saat Swing dijalankan
dome akan bergerak bolak-balik dari dari Gerbang ke Areal Parkir. Jadi
bisa dikatakan bahwa Swing identik dengan Auto Pan.
Pattern (Tour)
Pattern adalah pengulangan gerakan dome yang sudah di-pola sebelumnya
oleh kita. Misalnya kita ingin menyimpan pola gerakan dome mulai dari
gerbang masuk, lalu "menyapu" pelataran parkir, hingga ke pintu keluar.
Maka, kita bisa membuat dulu Pattern-nya melalui menu Edit Pattern. Lalu
kita menggerakkan joystick dari pintu masuk, pelataran parkir hingga
ke pintu keluar. Gerakan joystick ini di-save ke dalam memori speed
dome, misalnya sebagai Pattern 1. Nah, jika satu saat operator ingin
melakukan gerakan serupa, maka dia tinggal memanggil Pattern 1 saja.
Adapun cara memanggil Pattern berbeda-beda tergantung pada merk produk,
misalnya saja: 1 - Pattern.
Menetapkan Pattern disebut Edit Pattern, sedangkan memanggil Pattern
disebut Run Pattern. Istilah lain untuk Pattern adalah Tour (tampaknya
istilah ini lebih mudah dipahami!).
Group
Group merupakan kombinasi fungsi Preset, Swing dan Pattern. Misalkan
kita menghendaki camera agar menjalankan urutan perintah ini:
- Pertama ke titik Preset 1 dan diam 10 detik di titik ini.
- Lalu ke Preset 2, diam 20 detik di titik ini.
- Lalu Preset 5, diam 10 detik.
- Lalu menjalankan Swing 1 selama 30 detik (misalkan Swing 1 sudah diprogram Preset 6 dan Preset 7)
- Terakhir, menjalankan Pattern 1 yang sudah dipola sebelumnya.
Maka kita bisa memasukkan program tersebut ke dalam Menu Group,
katakanlah Group 1. Jadi pada kesempatan lain, kita tinggal memanggil
Group 1 untuk melakukan fungsi di atas. Fungsi ini cocok diterapkan di
areal pabrik, sehingga petugas security tidak perlu terlalu sering
memainkan joystick keyboard.
Auto Flip
Auto flip adalah feature yang memungkinkan camera membalikkan lensanya
secara otomatis agar gambar tidak terbalik saat melakukan tilt lebih
dari 90 derajat. Feature ini sangat berguna saat mengikuti gerakan orang
yang berjalan terus ke arah camera sampai membelakanginya. Dengan auto
flip, maka punggung orang tadi tidak akan "terbalik", karena lensa sudah
membalik secara otomatis. Auto flip cocok diaplikasikan pada instalasi
speed dome di tengah-tengah koridor hotel, hallway ataupun selasar.
Park
Park adalah satu titik yang diprioritaskan sebagai default, misalnya
pintu gerbang masuk satu pabrik yang sudah ditetapkan sebagai Preset 1.
Apabila operator tidak mengoperasikan Keyboard selama waktu tertentu
yang diprogram, camera secara otomatis akan parkir di Preset no.1 ini.
Waktunya bisa diprogram mulai dari 1 menit sampai dengan 4 jam.
Analog Wireless Camera
Seperti diketahui bersama, wireless camera adalah camera tanpa kabel.
Sebagai media pengirim gambar dan suara digunakan frekuensi radio yang
daya pancarnya kecil sampai beberapa ratus mili-watt saja (1 miliwatt =
seperseribu watt). Oleh sebab itu pemakaiannya tidak memerlukan izin,
karena selain dayanya kecil, alokasi frekuensi yang digunakanpun
merupakan frekuensi yang dikategorikan "bebas pakai". Frekuensi yang
paling populer adalah 900MHz dan 2400MHz (2.4GHz). Pada beberapa model,
khususnya untuk WiFi Camera, ada yang menggunakan frekuensi 5.2/5.3GHz.
Diagram untuk satu channel wireless camera analog adalah seperti ini:
Dalam aplikasinya, kebanyakan wireless camera menghasilkan gambar yang
tidak stabil, kecuali dalam jarak yang amat dekat. Hal ini disebabkan
oleh sifat frekuensi tinggi 2400MHz yang berdaya kecil mudah diserap
oleh benda-benda sekitarnya, terutama dinding dan pintu garasi jenis
henderson (besi). Akibatnya gambar dan suara jadi timbul tenggelam dan
goyang (istilahnya fading). Inilah kendala yang paling sering terjadi
seputar aplikasi wireless camera, khususnya saat dipasang di atas pintu
garasi luar menghadap ke pintu pagar. Untuk itu seorang installer harus
pandai-pandai dalam mengatur posisi Receiver dan Transmitter, sebab
sinyal transmisi sudah sangat kritis. Kadangkala dengan sedikit
improvisasi, sinyal bisa "selamat" sampai ke receiver, misalnya dengan
sedikit menarik kabel video agar jarak TX dan RX semakin dekat. Namun
hal ini tentu harus mendapat persetujuan customer, karena menarik kabel
jelas bertentangan dengan "filosofi" wireless itu sendiri.
Adapun keuntungan camera wireless analog diantaranya:
- Tidak perlu menarik kabel (jelas).
- Instalasi cepat.
Kerugiannya antara lain:
- Sinyal video dan audio seringkali tidak stabil.
- Satu camera/transmitter memerlukan satu receiver, sehingga kurang cocok untuk multi camera.
- Masing-masing unit memerlukan adaptor (yang harus menarik kabel).
- Sinyal sangat dipengaruhi objek/penghalang.
- Mudah terkena interferensi atau menginterferensi peralatan lain.
- Sinyal bisa "bocor" ke tetangga sebelah.
- Sinyal bisa "disadap" oleh alat Wireless Camera Hunter seperti ini:
- Harga lumayan mahal.
- Untuk operasi 24 jam unit Transmitter cenderung panas.
Untuk aplikasi indoor yang Transmitter dan Receiver-nya berada
dalam satu ruangan, hasilnya masih terbilang baik. Namun, diakui atau
tidak, pilihan untuk menggunakan wireless analog lebih disebabkan oleh
faktor estetika ruangan, sebab sampai saat ini sistem kabel masih jauh
lebih handal.
WiFi Camera
Saat ini wifi camera memiliki dua pengertian, yaitu;
- Camera yang menggunakan teknik wireless LAN.
- Camera yang memakai gelombang wifi sebagai pengganti lensa (teknik baru).Lebih lengkapnya lihat di sini.
Adapun dalam bahasan kita kali ini, wifi cam yang dimaksud adalah
pengertian pertama, sebab pengertian kedua memiliki bahasan yang harus
dicerna lebih mendalam. Secara sederhana satu sistem wifi cam bisa
digambarkan seperti ini:
Seperti terlihat dalam ilustrasi, Laptop bisa mengakses camera secara
lokal dalam lingkaran "hotspot", misalnya di rumah tinggal, kantor,
sekolah, bahkan di mall-mall (jika dipasang camera) dan sebagainya.
Teknik wifi ini memiliki beberapa keuntungan (advantages) sekaligus pula
kekurangan.
Keuntungan wifi cam menurut sisi kami adalah:
- Sinyal wifi memakai teknik digital, sehingga lebih stabil
ketimbang wireless analog (yang memakai teknik modulasi) sekalipun
kedua-duanya memakai frekuensi yang sama (2.4GHz).
- Lebih aman dari "bocor" ke tetangga ataupun penyadapan, karena sinyal datanya diacak dengan teknik khusus (encrypted data).
- Teknologi yang berbasiskan IP lebih handal dan trendy.
Sedangkan kekurangannya adalah:
- Memakai adaptor plug-in, sehingga masih tetap harus menarik kabel (setidaknya kabel listrik 220V).
- Untuk setting dan konfigurasi diperlukan pengetahuan LAN yang mantap (mumpuni).
- Jangkauan sinyalnya sangat pendek (terbatas).
- Tidak bisa dipasang dalam lantai yang berbeda.
- Kualitas gambar dan gerakan objek rata-rata masih di bawah camera analog, kecuali pada wifi cam merk terkenal.
- Bandwidth limitation masih merupakan kendala pada instalasi multi camera.
- Gerakan camera PTZ dengan mouse klik tidak se-linier joystick keyboard, tetapi step-by-step.
- Last but not least, harganya masih terbilang mahal untuk aplikasi rumah tinggal.
Penutup
Demikianlah uraian sederhana mengenai sistem camera yang ada saat ini.
Harapan kami semoga paparan ini bisa menambah wawasan pengetahuan kita.