Kamis, 21 November 2013

Kamera CCTV

pengertian kamera CCTV atau kepanjangannya Closed Circuit Television adalah sebuah kamera video digital yang difungsikan untuk memantau dan mengirimkan sinyal video pada suatu ruang yang kemudian sinyal itu akan diteruskan ke sebuah layar monitor. Fungsi kamera CCTV adalah untuk memantau keadaan dalam suatu tempat, yang biasanya berkaitan dengan keamanan atau tindak kejahatan, jadi apabila terjadi hal-hal kriminal akan dapat terekam kamera yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bukti.


kamera cctv

 Biasanya kamera CCTV dipasang pada tempat-tempat umum seperti bank, bandara, hotel, tempat atm, dll. Pada saat-saat tertentu kamera CCTV akan sangat berguna sebagai barang bukti, seperti ketika terjadi bencana besar atau peristiwa-peristiwa penting yang tidak sempat dipantau oleh manusia.


Security Camera (CCTV)
CCTV Security System
CCTV Camera Surveillance System
Video surveillance System atau di sebut Closed Circuit Television System berfungsi mengontrol semua kegiatan secara visual (audio visual) pada area tertentu yang dipasang suatu alat berupa kamera. Yang fungsinya secara lansung dapat mengawasi, dan mengamati serta merekam kejadian di suatu tempat, ruangan atau area tertentu,
Alat ini terdiri dari : kamera, digital video recorder, dan monitor yang terintegrasi dalam suatu system jaringan secara online.
Tujuan dari setiap orang menggunakan CCTV adalah untuk memantau daerah yang luas dan mungkin jauh dari suatu lokasi yang sulit di control dan dijangkau pada saat waktu yang bersamaan .
Bagian dari Surveillance system
a. Kamera.( CCTV )
Kamera berfungsi menangkap atau mengambil gambar dan mengubah menjadi sinyal listrik. yang terpasang di area-area/tempat-tempat yang akan diamati,
Dalam fungsinya kamera dapat di katagorikan sesuai kebutuhan dan keinginan seperti :
Standar, dome, pin hole. Secara teknologi jenis kamera didalam penggunaannya ada yang secara wireless, outdoor atau indoor,dan juga secara fungsinya ada yang bisa digerakkan (pan, tilt, zoom / PTZ).
Dari kwalitasnya kamera dapat di tentukan oleh beberapa hal seperti:
· Image sensor yaitu: bagian yang berfungsi menangkap gambar, Semakin tinggi resolusi dan kepekaannya (iluminasi) maka semakin baik kwalitasnya. Image sensor yang sering digunakan berukuran 0.25”, 1.3”, 0.5” dan 1”.
· Kemampuan mengolah sinyal yang ada pada controllernya seperti kemampuan automatic gain control, white balance dll.
Lensa
Lensa berfungsi mengarahkan bayangan ke image sensor, jangkauan dan luasan daerah yang ingin diambil gambarnya disebut focus.
Monitor
Monitor berfungsi menampilkan gambar yang ditangkap oleh camera, Dengan system kerja yang mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang dapat dilihat.
Monitor untuk menampilkan kejadian secara live maupun playback, Dimana tampilan di monitor diatur oleh controller.
Teknologi CCTV dengan menggunakan Digital Video Recorder adalah teknologi yang sudah bisa diakses/dilihat dari berbagai tempat yang sudah memiliki jaringan computer yang baik dan secara online memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengaksesnya serta sudah diset up sehingga memudahkan user untuk mampu meremote data gambar yang dikirim
Multiplexer
Fungsi dari multiplexer adalah mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke sebuah monitor dan VCR
b. Digital Video Recorder (DVR)
DVR Memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR, Dengan teknologi digital Komputer saat ini seluruh data dirubah dan diolah dalam bentuk digital, Teknologi DVR saat ini telah berbasis Personal Computer (PC) dengan spesifikasi dengan yang ada dipasaran saat ini.
MPEG-4 DVR SYSTEM CONFIGURATION DIAGRAM
Digital Video Recorder terdiri dari 2 jenis
1. Stand alone,
2. DVR Card
Stand Alone
Stand alone berfungsi sebagai alat perekam dan alat untuk membagi tampilan di layer monitor atau mengatur tampilan, Untuk keunggulannya, jika dibandingkan dengan DVR Card maka penggunaaanya lebih praktis karena tidak memerlukan tambahan PC, Instalasi Software, system ini memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak di rancang untuk dipakai sebagai WEB Based system, Futurenya masih terbatas jika dibandingkan dengan DVR Card, Dan untuk kapasitasnya sangat terbatas karena kendala dari system ini adalah pada slot harddisk sebagai penyimpanan data,
DVR Card
Sebagai penghubung antara PC dan CCTV dengan dilengkapi dengan Software yang mana software nya memiliki fungsi sebagai alat perekam, alat pengatur tampilan, dan alat penggerak camera PTZ, dan dapat juga difungsikan sebagai remote viewing system melalui jaringan LAN, WAN, Internet, Dll. Mengacu dari software system ini dapat dikembangkan untuk di pakai pada WEB Based
c. Media Pendukung DVR
i. Controller : alat untuk memilih kamera mana yang akan dilihat di monitor, atau bisa juga mengatur semua kamera ditampilkan di monitor, mengatur kondisi/kualitas gambar kamera tertentu seperti brightness, lama perekaman, frame per second, model perekaman.
ii. Recorder : alat untuk merekam, menyimpan data, play back, menghapus data lama, membackup data lama ke CD,DVD, atau harddisk lain.
Alat Card DVR:merubah data camera analog untuk dapat disimpan ke dalam media digital seperti computer dan dapat dilihat hasilnya atau dipantau melalui perangkat computer
d. CCTV with IP Based Kamera
i. IP Based Camera adalah kamera yang sudah memiliki IP Address sehingga dapat berfungsi sebagai layaknya computer yang berada di jaringan LAN Kamera jenis ini dapat berdiri sendiri tanpa Caed atau bantuan alat lain untuk terintegrasi dalam media digital computer (HDD), Kamera jenis ini memiliki jenis penyimpanan yang lebih kecil (MPEG4). Serta dapat diakses dimanapun asalkan jaringan LAN atau computer server induknya sudah terkoneksi dengan Internet dan memiliki IP Public sehingga dapat dilihat semua jenis Browser Internet yang ada.
ii. Ketersediaan jaringan akses LAN, Penggunaan kabel UTP/Jaringan, Ketersediaan HUB serta repeater tiap 100-150M Merupakan persyaratan yang harus disiapkan di luar kestabilan transfer data jaringan.
C. CCTV with IP Camera Support 3G
CCTV with IP, adalah IP Camera yang memiliki teknologi terakhir di atas dari teknologi IP camera yang ada saat ini, Beberapa IP camera yang ada saat ini masih menggunakan DVR card sebagai penghubung antara PC dengan CCTV, Vivotek merupakan gambaran IP Camera yang nantinya akan berkembang ke depannya, Dalam pemasarannya Vivotek tidak lagi memasarkan DVR Card sebagai penghubung ke monitor, bahkan software untuk monitornya terbilang gratis jika menggunakan 16 Channel saja. CCTV ini sangat mudah di pasang karena tidak perlu membentuk jaringan baru, tapi cukup menggunakan jaringan yang sudah ada, CCTV ini cukup menggunakan cable UTP biasa yang dihubungkan dari camera ke Switch terdekat dalam jaringan TCP/IP,
Dalam fungsinya camera ini terdiri dari dua jenis yaitu wireless dan IP, Sesuai dengan kelasnya camera ini berbeda dgn yang lain di samping simple camera ini kecil dan ringan sehingga tidak memerlukan ruang yang besar, futuristic serta tidak mudah berkarat atau panas, Jika di bandingkan dengan IP camera yang lain, dalam pemasangannya tidak sulit cukup camera dan cable UTP yang dihubungkan ke switch terdekat, untuk softwarenya dapat di download ke vivotek selanjutnya dapat di operasikan,
Camera ini dapat di akses oleh 20 user secara bersamaan ,Kemudahan dan keuntungan dari camera ini jika computer yang digunakan sebagai monitoring mengalami kerusakan, cukup seorang user menggantikan dengan notebook pada jaringan yang sama, Berbeda dengan IP Camera yang lain yang masih menggunakan DVR Card serta software monitoring, Yang jika terjadi kerusakan harus memindahkan DVR Card dan menginstall kembali software monitoring pada computer.atau bahkan harus menunggu tenaga ahli,
Dalam proses pengiriman data gambar pada suatu jaringan sampai ke monitor, camera ini hanya membutuhkan bandwith yang sangat kecil sehingga tidak menyebabkan jaringan terasa lambat, Sekalipun secara bersamaan ada 5-6 camera di tampilkan pada sebuah monitor, ini di karenakan Proses pengiriman gambar ke monitor di lakukan satu per satu pada suatu jaringan cable sehingga tidak membutuhkan bandwit yang besar,
MPEG-4 IP CCTV SYSTEM CONFIGURATION DIAGRAM
Keuntungan Penggunaan CCTV
1. Keamanan
CCTV merupakan alat pengawas terus menerus dan tidak mengenal lelah, CCTV juga berfungsi preventif karena secara psikologis orang menjadi takut dan enggan untuk berbuat yang jahat karena setiap orang mengetahui benar ada kamera pengawas yang selalu dapat mengawasi gerak-gerik setiap orang yang di rasa mencurigakan, Disisi lain gerak-gerik orang yang mencurigakan dapat diawasi petugas security dari ruang monitor untuk bisa secara cepat memutuskan mengambil tindakan, keterbatasan jumlah personil petugas keamanan yang terbatas pun bisa sangat terbantu dengan adanya CCTV.
2. Alat Bukti yang jujur dan Kuat.
Jika terjadi tindak kejahatan dan hal tersebut terekam oleh kamera, maka kita dapat dengan mudah mencari rekaman pada jam, tanggal dan hari tertentu untuk digunakan sebagai alat bukti untuk mencari pelaku kejahatan.
3. Alat Peningkatan Kinerja Karyawan.
Dengan adanya penempatan kamera CCTV pada ruang atau gudang tempat kerja maka secara psikologis karyawan akan selalu merasa diawasi oleh atasannya yang tidak selalu berada di tempat. Disamping itu seorang atasan bisa merekam efektivitas kerja karyawan saat karyawan tidak berada di ruangan, Baik saat jam kerja atau pada sore hari sehingga hari berikutnya bisa di playback sambil CCTV tetap terus merekam.
4. Alat Marketing Dalam Hal Keamanan, Modern dan Profesional.
CCTV sudah merupakan salah satu standar keamanan dengan teknologi modern yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan public yang mengutamakan kepuasan pelanggan / pembeli karena dengan adanya CCTV akan menambah rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh pengelola gedung. Adanya CCTV juga bisa menjadi salah satu indikasi bagi calon pelanggan / pembeli bahwa pengelola gedung juga mengelola keamanan gedungnya dengan cara professional. Contoh nyata jika CCTV system dipasang pada area perparkiran mobil dan hal tersebut diketahui para pengunjung, pembeli atau pelanggan maka para calon pembeli pasti akan lebih merasa aman memarkir kendaraan meraka dan meninggalkan mobilnya di area perparkiran.
5. Alat Pengawas Jarak Jauh & Networking.
Tidak hanya dalam masalah keamanan saja, dalam hal-hal lain pun CCTV bisa mengatasi keterbatasan jarak, misalnya CCTV dipasang dikantor cabang maka dengan melalui jaringan yang ada kejadian tersebut bisa juga dilihat di kantor pusat. Atau pengawasan pada proses transaksi di tempat yang kita inginkan asalkan ada jaringan serta sudah diinstall software systemnya maka akan dapat terlihat proses transaksi tersebut.
III. Penerapan CCTV dalam diagram
Dalam penerapan untuk menentukan letak sebuah kamera dalam suatu ruang yang sudah tentukan merupakan hal yang penting yang sangat dan perlu di perhatikan, Karena sangat menentukan dalam hal pemantauan, pengoperasian serta jangkauan, yang semuanya ini di perlukan dalam proses dokumentasi, Dalam proses ini letak dari camera sangat menentukan bagi seorang operator dalam melakukan pemantauan,
Peletakan Camera dalam sebuah ruangan sangat menentukan dalam melakukan kinerja dalam sebuah perusahaan, Ditunjang dengan perkembanagn teknologi sekarang ini, Secara tidak langsung menuntut kita untuk dapat melakukan pengembangan dalam sebuah system yang mengarah pada online dari sebuah system yang sedang berjalan,
Sekaranmg ini camera dalam fungsinya sangat berhubungan erat dengan apa yang kita sebut security dan online Monitoring system yang dapat terhubung dengan jaringan perusahaan kita dan terhubung dengan system perusahaan lain atau dengan user sebagai sarana untuk membantu dalam meningkatkan kerjasama dan meningkatkan kewaspadaan dalam suatu area atau wilayah tertentu yang kita iginkan, serta untuk memantau suatu tempat, lokasi,Gudang,kantor dan lain-lain yang semuanya bertujuan untuk dapat melihat sejauh mana user atau barang atau apa saja yang dapat di lihat sesuai yang kita iginkan,
Untuk dapat mewujudkan suatu system online seperti ini, kita perlu infrastruktur dan menyediakan beberapa alat pendukung seperti server jaringan cable serta camera CCTV dan software pendukung lainnya, Adapun pendukung lain yaitu tersedianya jaringan telfon atau yang akan di gunakan sebagai sarana untuk mengonlinekan CCTV ini.
Kami mengajukan rancangan dari analysa kami terhadap apa yang sudah kami survey dan kami pelajari, sebagai perusahaan yang bergerak dalam System Integrator dan security system, Kami memberikan solusi pada GMF AeroAsia suatu algoritma yang nantinya dapat di gunakan untuk perkembangan selanjutnya,
Dengan perkembangan teknologi yang ada, System yang kami tawarkan ini, merupakan system yang flexible yang dapat memberikan solusi lain jika nantinya ada penambahan atau di buat untuk berbasis WEB, dan WAP, atau terhubung dalam attendance system atau Monitoring Wein Bridge
Ini di sebabkan karena ada faktor2 tertentu yang kami lihat untuk nantinya system ini dapat di kembangan menjadi sebuah jaringan security yang online yang nantinya dapat di kembangan tanpa merubah atau mengganti system atau hardware yang sudah ada,
APROVE DESIGN CONFIGURATION IP-CCTV
Keterangan:
Jenis dan Fungsi kegunaannya camera
Dalam struktur Kamera CCTV terdapat beberapa jenis dan type kamera serta kegunaannya, Dalam menentukan penggunaan kamera pada suatu perusahaan seseorang tidak cukup melihat dan menentukan jenis kamera apa saja dan fungsi kerjanya tapi perlu di perhatikan beberapa factor solusi lainnya yang nantinya akan timbul selanjutnya sebagai solusi yang belum teranalysa sebelumnya, yang nantinya akan timbul sebagai suatu kebutuhan yang di perlukan, Penerapan dan peletakan dari suatu kamera biasanya mengacu dari kebutuhan suatu tempat dan tingkat resiko dari tempat yang mendapat perhatian khusus,
Biasanya penggunaan dari suatu kamera di sesuaikan dengan permintaan serta survey analysa akhir dari suatu tempat, Yang secara sementara dapat di terima sebagai acuan analysa dari suatu pemasangan kamera cctv yang nantinya dapat di setujui bersama, Namun dari pada itu seorang analysa bukan hanya sekedar mengajukan letak dan pemasangan kamera yang ada tapi dalam hal ini harus mampu memberikan solusi lain yang dapat memberi masukan lain untuk kebutuhan selanjutnya yang berhubungan dengan Monitoring system security,
Jenis serta funsi penggunaan dari suatu kamera secara umum dapat di tentukan sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan,
Beberapa jenis kamera dapat digolongkan sebagai berikut:
· Standard Zoom / Zoom UTP Camera
· Standard Color Camera
· Pan Tilt Zoom (PTZ) Camera
· Doom / Zoom Dome / PT dome Camera
· Zoom Day & Night Color Camera
Yang masing-masing memiliki jenis dan type yang berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan keadaan atau tempat, situasi dan kondisi,
FaktaAnalysa
Seorang analys dalam merancang suatu susunan jaringan kamera cctv harus dapat melihat dari fungsi dan kebutuhan yang di sesuaikan atau diminta oleh user,
Jika seorang analys tidak dapat merancang susunan kamera cctv sesuai kegunaan dan fungsinya dengan baik maka akan berdampak pada system cctv itu tidak maksimal dalam operasinya atau di satu sisi system akan berjalan tapi mengeluarkan dana yang cukup besar yang kurang sesuai dengan kebutuhan yang diminta.
Dan biasanya system seperti ini, sedikit sulit untuk dapat di kembangkan dan di buat suatu rangkaian security system yang terintegrasi, dan jika di kembangkan akan banyak mengeluarkan biaya sebagai tambahan dari suatu alat untuk pendukung CCTV itu berjalan secara maksimal. System yang baik dibuat berdasarkan analysa dan algoritma agar system itu nantinya dapat di kembangkan lagi mengikuti keadaan yang saat itu diperlukan,
IV. Metode Penghitungan Biaya Yang Dibutuhkan
1. Unit barang / security system units.
2. Biaya material instalasi, instalasi dan pemasangan.
Karena CCTV, Alarm dan Access Control merupakan sebuah sytem maka penentuan kedua biaya tersebut harus melalui survey yang benar , karena dari survey bisa diketahui kebutuhan security system yang ada berdasarkan masukan dari calon pengguna dan pertimbangan dari kami berdasarkan kebutuhan keamanan dan estetika. Survey juga kami gunakan untuk menentukan jalur kabel dan berbagai hal berkaitan dengan instalasi, misalnya pembobokan tembok, jenis pipa dan sebagainya.
Dengan berdasarkan survey kami bisa menentukan titik-titik mana yang memerlukan security system serta jenis unit dan type yang diperlukan, misalnya untuk menyamarkan dengan butuh sentuhan keindahan berarti perlu menggunakan kamera jenis atau type dome yang bentuknya seperti lampu, untuk psikologisnya sebagai tindakan preventif yang diambil perlu adanya kamera standar yang jelas kelihatan bentuk wujud dari kameranya dan sebagainya. Setelah semua survey titik dan jalur kabel disepakati oleh kedua belah pihak maka kita bisa menentukan berapa biaya yang diperlukan.
V. Brand / Merek
Brand atau merek biasanya sangat menentukan pada ketahanan atau lamanya sebuah produk di gunakan, Biasanya suatu produk dapat di katakana baik jika produk itu sudah terpasang dan melakukan kinerjanya selama waktu yang ditentukan tanpa menimbulkan masalah yang berarti, Pada dasarnya semua produk yang ada memiliki systemnya sendiri, namun punya tujuan analysa system yang sama dalam proses pemasangannya dan penggunaanya, tergantung seorang analys dalam merancang sebuah pemasangan pada system tersebut, Oleh sebab itu sangat ditentkan seorang analys dalam merancang dan memberikan masukan sebagai solusi buat setiap user yang menggunakan, Semua tujuannya untuk mendapatkan suatu performance yang baik serta dapat menekan dari segi harga,


Mengenal Sistem Camera CCTV


cctv surabaya
Kami akan mencoba menjelaskan perbedaan sistem camera pada instalasi CCTV. Hal ini kami anggap cukup penting, sebab merupakan pengetahuan dasar (basic knowledge) yang harus dimiliki. Tanpa mengetahui prinsip dasar, kadangkala kita kesulitan dalam menjelaskan kepada client yang awam, disamping itu akan kami berikan gambaran tentang apa keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem yang nantinya dapat menjadi pegangan bagi para client dalam menentukan peralatan camera yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Adapun yang kami maksud di sini adalah sistem camera di bawah ini:
  1. Analog Camera.
  2. IP Camera.
  3. Single Coaxial Camera.
  4. Video Balun.
  5. PTZ Camera.
  6. Speed Dome Camera.
  7. Wireless Camera.
  8. WiFi Camera.
Nah, apakah anda bisa membedakan sekaligus menjelaskan keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem? Jika belum, maka ikutilah serial posting kami selanjutnya seputar masalah ini. Jadi, tetaplah bersama kami, karena kami akan membuat serial pembahasan yang mudah dimengerti oleh para client sehingga dapat memberikan gambaran dasar tentang sistem camera CCTV itu.

Analog Camera dan IP Camera
Pada CCTV, istilah analog camera hanya dipakai saat kita membahas IP Camera dengan tujuan agar bisa dibedakan satu sama lain. Analog camera adalah camera CCTV biasa yang memakai kabel coaxial, sedangkan IP Camera adalah analog camera yang memakai kabel UTP Cat 5. Kendati memakai kabel yang sama,  yaitu UTP Cat 5, tetapi mohon dicatat IP Camera bukan termasuk bahasan dalam materi Video Balun. IP Cam adalah camera yang menggunakan teknologi Internet Protokol (disebut juga dengan protokol TCP/IP), sedangkan Video Balun adalah alat pengubah kabel Coaxial  ke kabel  UTP. Keduanya memakai kabel yang jenisnya sama, yaitu UTP Category 5 (Unshielded Twisted Pair).

cctv surabaya

Keuntungan sistem camera analog, diantaranya:
  1. Tidak memerlukan pengetahuan rumit dalam mempelajarinya.
  2. Variasi produk sangat banyak, mulai dari Camera, DVR dan peralatan pendukung lainnya.
  3. Harga lebih murah dibandingkan IP Camera yang kelasnya sama.
  4. Konfigurasi peralatan dan setting lebih mudah.
  5. Kualitas gambar sangat baik dan gerakan objek tampak real.
  6. Rambatan video lebih jauh, sehingga kabel bisa lebih panjang.
Adapun kekurangan camera analog adalah:
  1. Instalasi kabel sedikit lebih "berat" daripada IP Cam.
  2. Harga kabel coaxial dan connector BNC lebih mahal ketimbang kabel UTP dan RJ-45.
  3. Memerlukan kabel yang lebih banyak untuk power, data dan video.
  4. Lebih mudah dipengaruhi noise dan interferensi.
  5. Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem lebih banyak.
cctv surabaya


Keuntungan IP Cam dibanding Analog:
  1. Instalasi kabel lebih sedikit dan ringkas.
  2. Biaya kabel, connector dan material bantu lainnya bisa lebih murah.
  3. Tahan terhadap noise dan interferensi.
  4. Transmisi video lewat udara (wireless)  jauh lebih baik dan aman dari penyadapan.
  5. Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem lebih sedikit.
  6. Teknologi IP terus berkembang pesat, sehingga featurenya bisa lebih baik untuk masa datang.
Sedangkan kekurangan IP Cam diantaranya adalah:
  1. Diperlukan pemahaman yang mantap terhadap dasar-dasar jaringan LAN dan Internet.
  2. Setting lebih rumit.
  3. Panjang kabel UTP dibatasi oleh angka yang "masyhur", yaitu hanya 100m saja. 
  4. Harga cameranya lebih mahal, demikian pula dengan harga adaptor PoE (Power over Ethernet).
  5. DVR standalone yang langsung support IP Camera masih sedikit dan sangat mahal.
  6. Software NVR (Network Video Recorder) berharga mahal untuk 4 channel ke atas (tidak gratis).
  7. Bandwidth menjadi isu penting.
  8. Dibanding analog, gerakan objek umumnya mengalami perlambatan / efek moonwalk (kecuali pada produk yang high-end). 
One Coaxial Camera (Single Coaxial Cable)
Teknik single coaxial  cable tergolong teknologi lama. Melalui teknik ini sinyal video dan power dapat mengalir bersama di dalam satu kabel coaxial, tanpa mengakibatkan terjadinya "konsleting". Ini disebabkan karena sinyal video dan power memiliki karakteristik berbeda. Video memiliki bentuk sinyal komposit sedangkan power DC berbentuk linear (lurus). Dengan demikian, maka untuk "mencampur" kedua sinyal ini diperlukan adaptor khusus yang berfungsi pula sebagai power supply seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini:

cctv surabaya

Keuntungan Single Coaxial Cable
  1. Instalasi mudah, karena per camera benar-benar hanya memerlukan satu kabel coaxial saja.
  2. Dilihat dari sudut estetika ruangan, satu kabel coaxial lebih "enak dipandang" ketimbang beberapa kabel yang menjulur dari atas plafon.
  3. Tidak perlu memikirkan lagi sumber tegangan untuk camera.
  4. Total biaya kabel bisa lebih murah.
  5. Instalasi bisa lebih cepat.
Kelemahan Single Coaxial Cable:
  1. Harga camera dan power supply adaptor lebih mahal ketimbang camera biasa (analog).
  2. Adaptor/power supply harus khusus, sehingga vendor harus menyediakannya saat terjadi trouble (tidak bisa diganti dengan adaptor plug-in biasa).
  3. Kabel coaxial yang bertegangan 28VDC rentan terhadap konslet (harus extra hati-hati dalam instalasi).
  4. Untuk camera moving (bergerak), jika tidak built-in, diperlukan lagi alat tambahan yang harganya masih terbilang mahal.
  5. Popularitasnya belakangan ini tergusur oleh kehadiran video balun.
Untuk instalasi yang lebih profesional, alat yang disebut VDS bisa menjadi solusi sekalipun harganya mahal.  Sistem VDS bisa digambarkan sebagai berikut:

cctv surabaya

Unit yang dekat dengan camera disebut Sender (pengirim) sedangkan yang ujung sebelah kanan disebut  Viewer. Power supply ditempatkan pada unit Viewer dan dialirkan melalui kabel coaxial menuju camera. Tergantung dari panjang kabel, maka power supply ini bisa diatur agar tegangan di ujung camera tidak mengalami drop. Pilihannya adalah 18V - 21V - 24V - 27V dan diatur sampai lampu power pada Sender menyala merah.

Keuntungan sistem VDS yang kami bisa catat adalah:
  1. Menghemat biaya kabel.
  2. Mempermudah dan mempercepat instalasi.
  3. Mengurangi gangguan noise dan interferensi.
Adapun kekurangannya adalah:
  1. Peralatannya berharga mahal.
  2. Masalah dalam menempatkan unit Sender (untuk camera outdoor), karena Sender hanya untuk aplikasi indoor.
  3. Memerlukan lebih banyak BNC connector (yang pada gilirannya malah menambah cost!).
  4. Popularitasnya mulai kalah oleh Video Balun yang dinilai lebih ekonomis.
  5. Jarak maksimum "hanya" mencapai 500m (untuk kabel 5C-2V). Bandingkan dengan spec. Video Balun yang bisa mencapai jarak hingga 2000m!
PTZ Camera (Pan, Tilt, Zoom)
Pan tilt zoom camera (biasa disingkat PTZ) adalah camera yang bisa bergerak ke kanan kiri (pan), naik turun (tilt) dan melakukan fungsi zoom. PTZ camera  terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: konvensional dan telemetry receiver. Perbedaannya terletak pada kabel yang digunakan. Sistem konvensional memerlukan sedikitnya 10 penghantar  (kabel isi 10), sedangkan telemetry receiver hanya membutuhkan kabel isi 2 saja. Lebih jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut ini:

cctv surabaya

Pada sistem konvensional, untuk mengontrol camera diperlukan PTZ Controller. Controller ini memiliki  dua jenis tegangan output, yaitu DC12V untuk lensa dan AC24V atau 220V untuk motor. Pada bagian tengahnya terdapat knop potensiometer yang bertuliskan Lens Speed. Fungsinya untuk mengatur kecepatan Zoom, Focus dan Iris (kecuali untuk jenis Auto Iris).  Pada speed max. gerakan zooming akan cepat, karena tegangan yang keluar adalah 12VDC. Pada kondisi speed min. gerakan zoom akan lambat dan halus, karena tegangan output dari controller berkurang. Adapun kecepatan gerakan motor sudah tidak dapat diatur lagi (factory standard).

Saat ini PTZ konvensional masih cukup banyak dipakai (tepatnya: dipertahankan!) di berbagai tempat, seperti di kawasan industri, bank, public area dan kantor pemerintahan. Sekalipun masih berfungsi, namun peralatannya kebanyakan sudah tergolong "kuno".

Keuntungan dari sistem PTZ konvensional  adalah:
  1. Pan tilt head (motor) memakai tegangan biasa, sehingga mudah dipahami.
  2. Harga peralatannya relatif murah.
  3. Analisa masalah di lapangan mudah dilakukan.
  4. Operator tidak memerlukan pengetahuan khusus dalam mengoperasikannya.
Sedangkan kekurangan dari sistem PTZ konvensional ini, diantaranya adalah:
  1. Memerlukan banyak penghantar -minimal kabel isi 10-, sehingga instalasinya lumayan berat.
  2. Tegangan 12VDC untuk lensa tidak bisa mencapai jarak jauh, umumnya di bawah 200m saja.
  3. Harga multicore cable (kabel isi banyak) untuk jarak jauh terbilang mahal.
  4. Bentuk motor dan housing-nya besar, sehingga tidak kompak dan terkesan ketinggalan jaman.
  5. Popularitasnya mulai tergeser oleh sistem Receiver dan Speed Dome Camera.
Berbeda dengan sistem konvensional, kesulitan dalam instalasi kabel bisa teratasi dengan memakai sistem Receiver. Perbedaan dengan sistem konvensional diperlihatkan pada gambar di bawah ini:

cctv surabaya

Dengan adanya Receiver, maka kabel menuju camera cukup memakai isi 2 saja. Konsekuensinya, untuk mengontrol camera kita memerlukan satu unit Keyboard. Receiver diletakkan sedekat mungkin dengan motor dan camera, misalnya pada satu tiang yang sama. Oleh karena receiver, motor dan camera jaraknya dekat, maka kabel isi 10 yang dipakaipun tidak perlu panjang, cukup 1 meter saja bahkan adakalanya kurang. Hal ini -sekali lagi- disebabkan karena receiver hanya perlu kabel isi 2 dari Keyboard. Sekarang yang ada di kabel ini bukan tegangan analog lagi, melainkan data yang populer dengan sebutan RS-485. Untuk dapat saling "berbicara", maka baik keyboard maupun receiver perlu memakai bahasa yang sama. Bahasa ini disebut dengan istilah protokol. Salah satu protokol populer saat ini adalah Pelco-D. Untuk itu, maka setting protokol pada keyboard dan receiver harus sesuai (match). Penyetelan pada receiver dilakukan melalui DIP Switch, sedangkan pada keyboard selain DIP Switch ada juga yang melalui menu.

Ketentuan umum lainnya adalah: satu camera satu receiver. Jadi, apabila ada 5 titik camera, maka kita memerlukan 5 unit receiver. Untuk membedakannya, maka setiap receiver harus memiliki address sendiri. Pengaturan yang paling bagus adalah Camera no. 1 memiliki receiver dengan address 001, camera 2 address receiver 002, Camera 3 address receiver 003 dan seterusnya hingga mencapai jumlah maksimum tertentu (bisa 32, 64, 128 atau 255 address tergantung spesifikasi dari factory). Sangat disarankan agar Receiver dan Keyboard berasal dari merk yang sama agar diperoleh kompatibilitas penuh. Tetapi jika hanya untuk aplikasi pan, tilt dan zoom saja, perbedaan merk bisa diabaikan asalkan keduanya bisa bekerja pada protokol yang sama. Namun fungsi lain di luar itu tidak akan bekerja, misalnya fungsi Auto Pan dan Camera Menu.

Keuntungan sistem Receiver:
  1. Instalasi kabel lebih ringan.
  2. Jarak Keyboard dan Receiver bisa mencapai hingga 1200m.
  3. Biaya kabel bisa ditekan secara signifikan.
  4. Memiliki kehandalan yang tinggi.
  5. Tersedia Receiver untuk aplikasi indoor maupun outdoor.
Kekurangannya antara lain:
  1. Harga Receiver dan Keyboard masih terbilang mahal.
  2. Tidak bisa melakukan fungsi preset, pattern, tour dan lainnya. (Nantikan penjelasannya pada pembahasan Speed Dome Camera)
  3. Fungsi tombol-tombol pada keyboard sering membingungkan Operator.
  4. Joystick keyboard adakalanya patah dan sulit diperbaiki.
  5. Pada keadaan tertentu keyboard suka macet.
Speed Dome Camera
Speed Dome Camera merupakan camera serba lengkap, karena memiliki lensa zoom hingga puluhan kali dan memiliki mekanisme pan tilt berupa motor servo yang gerakannya halus. Receiver telemetry-nya sudah ditempatkan di dalam (built-in), sehingga untuk fungsi PTZ kita hanya memerlukan kabel isi 2 saja. Bisa dikatakan saat ini camera jenis inilah yang paling disukai oleh user (kecuali harganya), karena desainnya kompak dan kualitas gambar sangat baik. Diagram untuk satu unit camera Speed Dome diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

cctv surabaya

Gambar di atas memperlihatkan penarikan kabel untuk camera jenis ini. Kabel data ditarik dari Keyboard menuju camera pada jarak yang relatif jauh, yaitu hingga 1200m. Seperti bahasan terdahulu, bahwa komunikasi melalui RS-485 memerlukan apa yang disebut dengan Protokol, yaitu "bahasa" antara Keyboard dengan Receiver pada Speed Dome. Protokol yang populer diantaranya adalah Pelco D dan Pelco P. Sebagaimana bahasa manusia di dunia, maka ada juga nama protokol yang lainnya, seperti: Dynacolor, Kalatel, Lilin, Samsung, Dongyang, Panasonic, Philips, Sensormatic, DRX dan banyak lagi. Telah disinggung pula, bahwa untuk memperoleh kompatibilitas penuh, maka sangat disarankan agar Keyboard dan Speed Dome berasal dari satu brand (factory). Jika berbeda, maka ada beberapa fungsi yang tidak support, sebut saja fungsi Auto Pan, Preset dan Camera Menu. Padahal ketiganya merupakan feature standar yang dimiliki oleh kebanyakan Speed Dome. Namun, apabila berbeda merk, fungsi tersebut umumnya gagal dioperasikan melalui Keyboard.

Dalam bekerja dengan Speed Dome, pemahaman istilah menjadi penting. Beberapa istilah itu antara lain:

RS485
Nama komunikasi data yang mengalir dari keyboard ke bagian receiver di dalam camera. Analogi dalam kehidupan sehari-hari: merk kendaraan yang dipakai.

Protokol
Bahasa standar yang digunakan oleh keyboard dan camera untuk saling "bicara". Analogi: penumpang kendaraan. Jadi, RS485 bisa diibaratkan sebagai kendaraan, sedangkan Protokol adalah penumpangnya. Protokol yang banyak digunakan adalah Pelco D.

Dome Address atau Camera ID
Alamat agar camera bisa dikontrol melalui keyboard tanpa "bentrok" satu sama lain. Misalnya: address 001 untuk Dome 1, address 002 untuk Dome 2 dan seterusnya sampai 255. Jadi, untuk mengontrol Dome 2, maka operator harus menekan 002 atau 2 terlebih dahulu pada Keyboard.

Pan
Gerakan ke kiri atau kanan (horizontal) dengan cara menggerakkan joystick keyboard.

Tilt
Gerakan naik turun (vertical) sebesar 90 derajat.

Auto Pan
Gerakan camera ke kanan dan kiri secara terus menerus. Khusus untuk Speed Dome, gerakan ini bisa pula disebut Swing.

Endless
Dome yang bisa berputar terus tanpa batas.

Preset
Titik-titik objek yang sudah diprogram sesuai keinginan user dan akan di-"memori" oleh camera. Misalnya Preset 1 mengarah ke Pintu Gerbang (Main Entrance), Preset 2 ke Areal Parkir, Preset 3 ke pintu masuk areal pabrik dan seterusnya. Jadi, operator cukup menekan tombol Call 1 pada Keyboard dan secara otomatis camera akan mengarah ke gerbang. Menekan Call 3, maka camera akan mengarah ke pintu masuk areal pabrik dan seterusnya. Preset berfungsi untuk menyingkat waktu dibandingkan dengan menggerakkan joystick. Oleh sebab itulah, maka muncul istilah High Speed Dome, yaitu dome dengan motor berkecepatan tinggi.

Menetapkan titik Preset disebut Set Preset, sedangkan memanggil titik preset disebut Call Preset. Dalam spesifikasi biasanya disebutkan berapa jumlah titik Preset yang bisa disimpan, umumnya 64 atau 128. Oleh karena disimpan di dalam memori camera, maka titik Preset pada setiap camera bisa dibuat sesuka hati.

Swing
Swing adalah gerakan pan di antara 2 (dua) titik Preset. Misalkan kita sudah menetapkan Preset 1 di Pintu Gerbang, sedangkan Preset 2 kita tetapkan  ke Areal Parkir. Apabila pada menu Swing kita pilih 1st Position=Preset 1 dan 2nd Position=Preset 2, maka saat Swing dijalankan dome akan bergerak bolak-balik dari dari Gerbang ke Areal Parkir. Jadi bisa dikatakan bahwa Swing identik dengan Auto Pan.

Pattern (Tour)
Pattern adalah pengulangan gerakan dome yang sudah di-pola sebelumnya oleh kita. Misalnya kita ingin menyimpan pola gerakan dome mulai dari gerbang masuk, lalu "menyapu" pelataran parkir, hingga ke pintu keluar. Maka, kita bisa membuat dulu Pattern-nya melalui menu Edit Pattern. Lalu kita  menggerakkan joystick dari pintu masuk, pelataran parkir hingga ke pintu keluar. Gerakan joystick ini di-save ke dalam memori speed dome, misalnya sebagai Pattern 1. Nah, jika satu saat operator ingin melakukan gerakan serupa, maka dia tinggal memanggil Pattern 1  saja. Adapun cara memanggil Pattern berbeda-beda tergantung pada merk produk, misalnya saja: 1 - Pattern.

Menetapkan Pattern disebut Edit Pattern, sedangkan memanggil Pattern disebut Run Pattern. Istilah lain untuk Pattern adalah Tour (tampaknya istilah ini lebih mudah dipahami!).

Group
Group merupakan kombinasi fungsi Preset, Swing dan Pattern. Misalkan kita menghendaki camera agar menjalankan urutan perintah ini:
  • Pertama ke titik Preset 1 dan diam 10 detik di titik ini.
  • Lalu ke Preset 2, diam 20 detik di titik ini.
  • Lalu Preset 5, diam 10 detik.
  • Lalu menjalankan Swing 1 selama 30 detik (misalkan Swing 1 sudah diprogram Preset 6 dan Preset 7)
  • Terakhir, menjalankan Pattern 1 yang sudah dipola sebelumnya.
Maka kita bisa memasukkan program tersebut ke dalam Menu Group, katakanlah Group 1. Jadi pada kesempatan lain, kita tinggal memanggil Group 1 untuk melakukan fungsi di atas. Fungsi ini cocok diterapkan di areal pabrik, sehingga petugas security tidak perlu terlalu sering memainkan joystick keyboard.

Auto Flip
Auto flip adalah feature yang memungkinkan camera membalikkan lensanya secara otomatis agar gambar tidak terbalik saat melakukan tilt lebih dari 90 derajat. Feature ini sangat berguna saat mengikuti gerakan orang yang berjalan terus ke arah camera sampai membelakanginya. Dengan auto flip, maka punggung orang tadi tidak akan "terbalik", karena lensa sudah membalik secara otomatis. Auto flip cocok diaplikasikan pada instalasi speed dome di tengah-tengah koridor hotel, hallway ataupun selasar.

Park
Park adalah satu titik yang diprioritaskan sebagai default, misalnya pintu gerbang masuk satu pabrik yang sudah ditetapkan sebagai Preset 1. Apabila operator tidak mengoperasikan Keyboard selama waktu tertentu yang diprogram, camera secara otomatis akan parkir di Preset no.1 ini. Waktunya bisa diprogram mulai dari 1 menit sampai dengan 4 jam.

Analog Wireless Camera
Seperti diketahui bersama, wireless camera adalah camera tanpa kabel. Sebagai media pengirim gambar dan suara digunakan frekuensi radio yang daya pancarnya kecil sampai beberapa ratus mili-watt saja (1 miliwatt = seperseribu watt). Oleh sebab itu pemakaiannya tidak memerlukan izin, karena selain dayanya kecil, alokasi frekuensi yang digunakanpun merupakan frekuensi yang dikategorikan "bebas pakai". Frekuensi yang paling populer adalah 900MHz dan 2400MHz (2.4GHz). Pada beberapa model, khususnya untuk WiFi Camera, ada yang menggunakan frekuensi 5.2/5.3GHz. Diagram untuk satu channel wireless camera analog adalah seperti ini:

cctv surabaya

Dalam aplikasinya, kebanyakan wireless camera menghasilkan gambar yang tidak stabil, kecuali dalam jarak yang amat dekat. Hal ini disebabkan oleh sifat frekuensi tinggi 2400MHz yang berdaya kecil mudah diserap oleh benda-benda sekitarnya, terutama dinding dan pintu garasi jenis henderson (besi). Akibatnya gambar dan suara jadi timbul tenggelam dan goyang (istilahnya fading). Inilah kendala yang paling sering terjadi seputar aplikasi wireless camera, khususnya saat dipasang di atas pintu garasi luar menghadap ke pintu pagar. Untuk itu seorang installer harus pandai-pandai dalam mengatur posisi Receiver dan Transmitter, sebab sinyal transmisi sudah sangat kritis. Kadangkala dengan sedikit improvisasi, sinyal bisa "selamat" sampai ke receiver, misalnya dengan sedikit menarik kabel video agar jarak TX dan RX semakin dekat. Namun hal ini tentu harus mendapat persetujuan customer, karena menarik kabel jelas bertentangan dengan "filosofi" wireless itu sendiri.

Adapun keuntungan camera wireless analog diantaranya:
  1. Tidak perlu menarik kabel (jelas).
  2. Instalasi cepat.
Kerugiannya antara lain:
  1. Sinyal video dan audio seringkali tidak stabil.
  2. Satu camera/transmitter memerlukan satu receiver, sehingga kurang cocok untuk multi camera.
  3. Masing-masing unit memerlukan adaptor (yang harus menarik kabel).
  4. Sinyal sangat dipengaruhi objek/penghalang.
  5. Mudah terkena interferensi atau menginterferensi peralatan lain.
  6. Sinyal bisa "bocor" ke tetangga sebelah.
  7. Sinyal bisa "disadap" oleh alat Wireless Camera Hunter seperti ini:
  8. Harga lumayan mahal.
  9. Untuk operasi 24 jam unit Transmitter cenderung panas.
Untuk aplikasi indoor yang Transmitter dan Receiver-nya berada dalam satu ruangan, hasilnya masih terbilang baik. Namun, diakui atau tidak, pilihan untuk menggunakan wireless analog lebih disebabkan oleh faktor estetika ruangan, sebab sampai saat ini sistem kabel masih jauh lebih handal.

WiFi Camera
Saat ini wifi camera memiliki dua pengertian, yaitu;
  1. Camera yang menggunakan teknik wireless LAN.
  2. Camera yang memakai gelombang wifi sebagai pengganti lensa (teknik baru).Lebih lengkapnya lihat di sini.
Adapun dalam bahasan kita kali ini, wifi cam yang dimaksud adalah pengertian pertama, sebab pengertian kedua memiliki bahasan yang harus dicerna lebih mendalam. Secara sederhana satu sistem wifi cam bisa digambarkan seperti ini:

cctv surabaya

Seperti terlihat dalam ilustrasi, Laptop bisa mengakses camera secara lokal dalam lingkaran "hotspot", misalnya di rumah tinggal, kantor, sekolah, bahkan di mall-mall (jika dipasang camera) dan sebagainya. Teknik wifi ini memiliki beberapa keuntungan (advantages) sekaligus pula kekurangan.

Keuntungan wifi cam menurut sisi kami adalah:
  1. Sinyal wifi memakai teknik digital, sehingga lebih stabil ketimbang wireless analog (yang memakai teknik modulasi) sekalipun kedua-duanya memakai frekuensi yang sama (2.4GHz).
  2. Lebih aman dari "bocor" ke tetangga ataupun penyadapan, karena sinyal datanya diacak dengan teknik khusus (encrypted data).
  3. Teknologi yang berbasiskan IP lebih handal dan trendy.
Sedangkan kekurangannya adalah:
  1. Memakai adaptor plug-in, sehingga masih tetap harus menarik kabel (setidaknya kabel listrik 220V).
  2. Untuk setting dan konfigurasi diperlukan pengetahuan LAN yang mantap (mumpuni).
  3. Jangkauan sinyalnya sangat pendek (terbatas).
  4. Tidak bisa dipasang dalam lantai yang berbeda.
  5. Kualitas gambar dan gerakan objek rata-rata masih di bawah camera analog, kecuali pada wifi cam merk terkenal.
  6. Bandwidth limitation masih merupakan kendala pada instalasi multi camera.
  7. Gerakan camera PTZ dengan mouse klik tidak se-linier joystick keyboard, tetapi step-by-step.
  8. Last but not least, harganya masih terbilang mahal untuk aplikasi rumah tinggal.
Penutup
Demikianlah uraian sederhana mengenai sistem camera yang ada saat ini. Harapan kami semoga paparan ini bisa menambah wawasan pengetahuan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar